Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Manis

Mulut yang dikerumuni semut Mengeluarkan janji manis Yang menghipnotis jutaan orang Dengan angan-angan palsu Dan dipaksa untuk melangkah Pada sebuah dongeng Yang berakhir happy ending

Terima Kasih

Di setiap pertemuan Terselip pesan yang membekas Pada bagian akhir Inginku ucapkan terima kasih Sebagai rasa syukurku Atas kebahagiaan kecil ini Tapi tak tersampaikan Karena kau segera pergi Bergegas menuju pertemuan baru Yang lebih memberi kesan Untuk hidupmu Terima kasih Semoga terus berbahagia Dan untung bukan bersamaku Yang sudah pasti akan membuatmu menderita Terima kasih

Useless

“Pa, belikan PS 2!” “Pa, beli mobil biar nggak kehujanan!” “Kapan beli PS, Pa?” “Kapan beli mobil, Pa?” Kok bisa mulutku enteng ngomong kayak gitu? Padahal dia sudah susah payah bekerja. Harusnya aku dikasih makan aja udah bersyukur. Kok bisa mulutku terus bertanya seperti itu? Padahal dia sudah berusaha menyembunyikan kesedihannya. Harusnya aku yang meringankan semua bebannya. Sampai dia wafat, tak ada satu pun pencapaianku yang membuatnya bangga. Bahkan, sampai setua ini, aku masih menjadi beban untuknya. Kenapa bisa lahir di dunia padahal tidak berguna begini? Cuma nyusahin orang tua saja. Kelihatannya semua makhluk itu berguna, kecuali aku. Oh, aku baru sadar. Mungkin aku ini berguna, untuk jadi contoh untuk orang-orang bahwa aku adalah definisi dari gagal.

Si Posesif

Teruntuk dirimu yang sekarang aku tak tau apa pun tentangmu. Bagaimana kabarmu? Sudah pasti baik karena sudah lepas dari genggamanku. Aku tau, kamu bukan mengelak. Memang aku sadar, aku saja yang tidak sesuai ekspektasimu. Sudah lama kamu tidak berseliweran di berandaku. Lama sekali. Atau jangan-jangan kamu sudah tidak berselancar di media sosial lagi? Tapi tak apa, itu hakmu. Aku yakin sekarang hidupmu dipenuhi kebahagiaan. La wong sudah pinter dan masuk salah satu Univ terbaik. Ya, cuma itu yang aku tau karena aku benar-benar tidak bisa menghubungimu. Terus berbahagia ya. Kamu pantas dapat yang lebih, lebih, dan lebih dari aku. Jangan sering berantem sama adik-adikmu. Mungkin itu saja yang aku ingin sampaikan. Semoga kita bisa bertemu lagi. Dariku, si posesif.