BERTANYA MENGHAMBAT PEMBELAJARAN

Hei, bagaimana kabarnya? Semoga sehat di masa seperti ini. Jangan lupa jaga kesehatan ya. Sudah lama sekali tidak menulis hahaha. Apakah masih ada yang membaca tulisan di blog ini? Saya yakin pasti tidak ada. Cuma ingin berbagi pengalaman aja, sih. Siapa tau ada yang merasakan hal yang sama. Apa yang mau saya bahas? Berkaitan dengan pendidikan. Berat sekali bahasan kali ini. Tapi ini penting, sangat penting. Baca dengan seksama siapa tau jadi Sayuti Melik.

Mungkin bagi beberapa orang mereka nggak merasakan hal ini. Bagi saya yang bodoh, ini bener-bener membingungkan. Pernah nggak sih kalian waktu di dalam kelas sekolah atau sedang berada dalam kelas bimbel, pengen nanya, tapi takut pertanyaanmu malah menghambat pembelajaran yang sedang berjalan? Loh, memang, malu bertanya sesat di jalan. Sampai sekarang pun saya masih merasakan hal seperti itu. Soalnya pernah, waktu lagi di dalam kelas bimbel, kebetulan isinya adalah anak-anak yang otaknya lebih bekerja keras daripada otak saya. Waktu itu beneran saya nggak tau, makanya saya tanya. Eh, mereka yang pinter-pinter itu ngeliat saya kayak, “Ih, bodo banget sih. Kan udah pernah dibahas, masak nggak paham?”. Iyo iyo cok sing pinter. Maaf ngegas.

Gini lo, karena saya nggak tau ya saya tanya. Emang bener sistem pendidikan yang membuat anak-anak dengan kemampuan sama itu jadi sekelas. Semisal anak-anak yang kurang nilainya pada mapel A, mereka akan jadi sekelas. Karena mereka sama-sama nggak ngerti, mungkin untuk bertanya pada guru yang sedang mengajar tidak akan sungkan. Ya mereka sama-sama butuh ilmunya. Kalo anak yang nggak ngerti satu kelas sama anak pinter, kadang ada keraguan, “Aku ngehambat nggak ya?”. Jadi, tolong, ini beneran terjadi bagi beberapa orang.

“Loh, emang ngefek?”. Ya ngefek, lah. Bayangin semisal kalian pemain bola dan bermain di klub bola yang lagi ngejar juara tapi kemampuan kalian itu sama kayak anak baru belajar main bola. Menghambat nggak? Jelas. Bakal ada kesenjangan sosial. Pasti guru-guru bakal lebih suka sama anak pinter karena mereka mampu mengikuti dan menanyakan sesuatu yang tidak terlalu jauh. Kalo ada anak yang pertanyaan kayak ngulang pembahasan lagi pasti bakal mengganggu.

Itu cuma opini yang keluar dari otak saya karena saya sudah sering mengalami hal seperti itu. Daripada saya menghambat laju pembelajaran, lebih baik saya ikuti saja walaupun saya tidak mengerti. Karena mau bagaimana lagi, tidak bisa itu dicap bodoh. Beneran. Beberapa orang pasti bilang, “Tidak bisa itu belum bisa bukan bodoh”. Tapi realita di lapangan kan membuat stigma bodoh itu sendiri.

Sekian aja tulisan kali ini. Saya tidak mengharapkan tulisan ini bermanfaat karena bisa saja tulisan ini murni opini yang ngawur dan tidak bermanfaat. Di kala pandemi ini semoga blog ini juga banyak terisi tulisan, aamiin. Sampai jumpa di tulisan yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin