NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Mungkin bisa dibilang terlambat karena aku baru dengerin lagu-lagunya The Jeblogs. Ya, per Januari kemarin aku nyempetin buat dengerin lagu mereka melalui platform music digital. Sudah tau The Jeblogs ini dari tahun kemarin karena mereka ada di beberapa festival dan gigs juga, tapi entah kenapa waktu itu belum tergerak untuk mencoba mendengarkan musik ciptaan mereka.

 

Aku tidak tau genre apa yang mereka usung, tapi aku lebih condong untuk bilang bahwa mereka adalah gerbong alternatif baru. Perpaduan musik yang sedikit berisik namun easy listening serta menggugah hasrat kita dengan nada-nada dan lirik yang kadang semangat dan kadang juga bisa membuat kita merenung. Mungkin itu yang menjadi alasan kenapa The Jeblogs ini digaungi oleh para kaula muda.

 

Aku belum mendengarkan semua lagu mereka, baru mendengarkan beberapa lagunya dan aku sepakat kalau kadang lagu mereka ini bisa membuat kita kadang merenung dan sedikit melegakan. Bagaimana tidak? Hidup kita yang sedang kacau balau ini, sedang butuh motivasi, sedang butuh masukan, sedang butuh ditenangkan, semuanya terangkum dalam lagu berjudul Sambutlah dan Bersandarlah.

 

Awalnya aku suka dengan musiknya, menurutku pas saja. Aku senang dengan musik-musik alternatif. Karena penasaran, aku coba mulai membaca liriknya. Dimulai dari lirik Sambutlah. Aku suka karena liriknya benar-benar memberikan semangat untukku yang hanya seorang pemuda yang biasa-biasa saja ini. Aku seperti disuntikkan semangat untuk terus berjuang.

 

Meski liriknya bisa membuatku jadi lebih semangat dalam menghadapi esok hari, ada satu bagian dalam liriknya yang menurutku menohok, untukku terutama. “Mungkin kita sampai, mungkin saja tidak, tugas kita hanyalah berjalan,” begitu kata The Jeblogs dalam Sambutlah. Benar-benar membuatku seperti, “berarti tidak apa-apakah aku jika ternyata aku biasa-biasa saja meski sudah berusaha dan bersusah-payah?” Rasanya seperti The Jeblogs bilang kepada para pendengarnya bahwa terus saja berjalan mau itu sampai atau tidak. Semua soal kemungkinan dan memang kemungkinan terburuknya adalah tidak sampai di titik yang kita mau, tapi itulah hidup. Semua tentang mengusahakan, termasuk berjalan terus tanpa berhenti.

 

Setelah Sambutlah, aku mencoba mendengarkan lagu mereka yang berjudul Bersandarlah. Sama seperti Sambutlah, aku suka dengan energi yang mereka sampaikan melalui lagu mereka di sini. Energi positif untukku yang terlalu negatif, mungkin. The Jeblogs mencoba menenangkan orang-orang yang sedang bersedih atas cobaan hidupnya dengan memberi tumpangan bersandar di bahu mereka dan menangis di pelukkan mereka.

 

Lagi-lagi aku menemukan sebuah lirik yang menarik. “Hidup memang begitu indah, hanya itu yang kita punya.” Saat pertama kali mendengar kalimat ini aku terkesima. Benar-benar lirik yang bagus. Mungkin ada beberapa orang yang berusaha ingin mengakhiri hidupnya, The Jeblogs justru mengatakan bahwa meski hidup sedang carut-marut, terima saja karena cuma itu yang kita punya.

 

Menurutku kedua lagu mereka ini tentang sebuah sudut pandang baru yang mungkin bisa jadi melegakan untuk beberapa orang yang sedang kacau pikirannya. Mungkin aku terlalu berlebihan dalam mendeskripsikan kedua lagu ini, tapi menurutku memang seperti itu. Tidak ada salahnya jika kedua lagu ini kalian rekomendasikan ke teman kalian atau justru kalian dengarkan sendiri.

 

Jujur, meski terlihat terlalu hiperbola dengan kedua lagu ini, aku merasa sedikit lega dari semua kecemasanku yang sebelumnya selalu ku bawa ke mana-mana. Aku jadi tidak takut dalam beberapa hal dan mulai berkompromi untuk menerima konsekuensi dari apa yang aku buat, dari apa yang aku pelajari, dari apa yang aku berikan kepada orang lain, dan dari apa yang aku usahakan hari ini. Terima semuanya dan lakukan yang lebih baik lagi besok.

 

Segitu aja dulu mungkin, takut dikira sok paling musik hahaha. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

Pencapaian Tahun Kemarin