Pencapaian Tahun Kemarin

 

Sebenernya agak malu buat nulis ini karena nanti dikira sok atau sombong hahaha. Nulis ini tujuannya cuma buat merekap aja apa saja yang tahun kemarin berhasil aku lakukan aja. Kalau dibilang mau pamer atau menunjukkan sesuatu, memang tujuannya itu. Sekalian menyimpan memorinya di tulisan ini. Tapi, kalau untuk menyombongkan diri? Tidak. Pencapaian ini masih tidak ada apa-apanya dibanding pencapaian kalian.

Aku mulai dari apa yang aku lakukan di tahun kemarin. Mulai dari kerja bareng mas nopek, rilis single bersama temen-temen band, lalu menjuarai lomba standup street laughter volume 6 di Surabaya, menjadi perwakilan Standupindo Madiun di Final SUCROS kemarin, dan ditunjuk Mas Nopek sebagai opener bawaan di tour yang berjudul Kadung All In Untuk Semesta.

Pertama, aku kerja bareng Mas Nopek. Awalnya itu tidak sengaja alias tidak dipersiapkan untuk itu. Aku yang waktu itu sedang menganggur dan menyibukkan diri dengan jualan es teh bernama Tjup Tea (sebelumnya berjualan nasi kepal, Ricegood) ditawari oleh beliau. Kebetulan beliau kemarin ingin santai di rumah, tapi tetap produktif. Maka dari itu, Mas Nopek membutuhkanku sebagai tim kreatif.

Tim kreatif ini kerjanya cuma ngasih ide konten aja. Entah youtube, atau vidio pendek yang bakal diunggah di Instagram atau TikTok. Aku agak kaget sebenarnya ketika mendengar itu, karena entah Mas Nopek sadar atau tidak, komedi di antara kami berdua ini terlalu signifikan perbedaannya. Aku yang lebih senang bermain pelan, absurd, dan cenderung menambahkan act out pada sebuah jokes berbeda dengan Mas Nopek yang berapi-api, intonasi alias penekanannya pada sebuah kata di dalam kalimat tegas, serta sering bermain meta dalam membuat sebuah jokes.

Awalnya aku ragu saat menerima itu. Tapi, di lubuk hati paling dalam aslinya seneng banget karena mungkin ini adalah pekerjaan yang cocok dengan skill yang aku kuasai. Jadi, aku terima tawaran itu dan bergabung dengan Mas Nopek.

Jujur saja sulit beradaptasi dengan jokes dan cara bermain atau pola pikir Mas Nopek waktu itu. Justru aku yang terengah-engah alias kewalahan ketika harus berpikir apa yang bisa aku perbuat agar ada hal menarik yang nantinya bisa dijadikan konten sama Mas Nopek. Kadang, aku juga takut kalau hasilnya jelek, takut kalau tidak sesuai. Akhirnya banyak keraguan ketika sedang brainstorming sebuah ide.

Kalau kalian pikir konten-konten Mas Nopek yang ada di Instagram beberapa waktu yang lalu itu adalah ideku, tidak. Aslinya itu adalah ide Mas Nopek sendiri yang mungkin aku rapikan sedikit saja. Tidak sebesar itu jasaku hahaha. Ampun, Mas Pek wkwk.

Lalu, aku memutuskan untuk keluar. Bukan karena aku marah atau sedang ada masalah dengan Mas Nopek. Aku merasa gak enak saja karena sudah dibayar, tapi malah banyak nganggurnya. Bahkan, Mas Nopek punya beberapa vidioku tidur hahaha. Kacaw, Bro! Main PES sampai Subuh dan kadang combud konten dini hari juga wkwk.

Maafkan aku, Mas Nopek. Maaf nek aku gagal, maaf nek aku mungkin tidak sesuai ekspektasinya sampeyan, maaf juga mungkin nek membuat sampeyan kecewa waktu, Maaf banget, mas.

Tahun 2024 juga menjadi tahun yang unik menurutku, karena jujur saja aku baru pertama kali masuk dapur rekaman tahun kemarin. Anjay, dapur rekaman hahaha. Aku bersama teman-teman bandku ini merekam sebuah lagu yang pada tahun kemarin pula rilis.

Lagunya berjudul Megapolitan, lagu tentang keresahanku bersama teman-temanku tentang sebuah kota yang warganya mengaggap kota itu sudah besar dan maju, padahal sama aja. Itu cuma hiasan aja, tapi secara hasil pun tidak mendapatkan dampak yang signifikan. Berat banget gini lagunya hahaha.

Mungkin secara arti memang berat, tapi menurutku lagunya easy listening, kok. Kalau kalian mau dengar, silahkan. Nama bandku Haneuver, beraliran Post-Punk, judul lagunya adalah Megapolitan. Oiya, tahun ini di bulan Januari mau rilis single kedua. Jadi, semisal pengen banget dengerin, sabar, ya. Hahahaha.

Setelah merilis single, banyak sekali tawaran untuk manggung. Masih ingat entah bulan Juni atau Juli, mendapatkan tawaran manggung 3 kali. Goks. Kalau dibilang bayarannya oke, sih, enggak. Cuma, panggung yang oke untuk dijadikan pengalaman karena emang butuh banget waktu itu. Masa udah rilis, tapi gak ada tawaran sama sekali?

Nah, kalau ngomongin stand-up comedy, ini agak panjang. Karena pada tahun kemarin ada beberapa momen yang menurutku spesial. Pertama, menjadi juara tiga di street laughter volume 6 di Surabaya.

Jadi, itu semacam lomba internal yang hanya bisa diikuti oleh komika komunitas saja. Kebetulan Madiun mendapatkan undangan untuk mengikuti kompetisi tersebut dan perwakilan dari Madiun ada aku dan teman komunitasku bernama Iqbal. Intinya kami harus saling sikut karena ada sekitar 40an komika yang ikut.

Kompetisi itu nantinya akan hanya menyisakan 6 orang saja. 3 orang dari grup A dan 3 orang lain dari grup B. Aku berada di grup B dan lolos ke final karena menjadi peringkat ketiga di grup itu. Nyaris tidak lolos karena poin grup B tipis-tipis. Final, di Surabaya, ditonton oleh sekitar 200-300 penonton waktu itu.

Aku keluar sebagai juara ketiga. Aslinya seneng banget karena bisa membuktikan ke diriku sendiri bahwa aslinya aku bisa meski pun tempoku dalam kompetisi ini lambat, tidak seperti peserta-peserta lain yang tek, tek, derrrrrrrr.

Tapi, di sisi lain, aku malu menjadi juara di kompetisi tersebut. Malu karena para pesaingku ini rata-rata komika baru. Aku yang komika lawas, sudah 10 tahun standup, baru bisa menaklukkan Surabaya dan menjadi juara di antara orang-orang baru. Kayak tidak pantes aja buat aku.

Pencapaian standup berikutnya, yaitu menjadi perwakilan Standupindo Madiun di SUCROS. Jujur, itu adalah mimpi bagi seluruh komika Jawa Timur. Menjadi penampil, sepanggung bareng idola. Bayangkan, dulu aku menonton Mas Dono di tahun 2014 di Madiun. Sepuluh tahun berselang, aku sepanggung dengan beliau. Hahaha. Kacaw, Bro!

Tapi, sebenarnya aku merasa tidak pantas saja tampil di sesi malam karena mungkin bisa diisi dengan komika lain yang lebih oke. Aku dijadwalkan tampil malam karena aku di hari itu sedang bekerja. Sepulang kerja langsung berangkat dari Cepu menuju Kediri. Hanya untuk pentas 10 menit. Gila! Hahahaha.

Aslinya buanyak banget komika yang lebih pantas tampil saat sesi malam. Jadi, aku minta maaf kalau aku justru menggeser sampeyan-sampeyan ke sesi sore.

Setelah panggung SUCROS, aku diajak Mas Nopek untuk menjadi openernya di tour Kadung All In Untuk Semesta. Sebuah tour standup yang ketiga dari beliau. Tour standup yang kotanya buanyak banget dan aku ditunjuk untuk menjadi openernya di salah satu kota tour.

Aku disuruh Mas Nopek untuk merasakan panggung Jawa Tengah untuk menambah jam terbang. Aku memilih Salatiga pada waktu itu. Pengalaman yang asoy bisa standup di kota orang, apalagi dipilih menjadi opener bawaan. Tidak menduga akan ke arah sini.

Meski pun pada waktu itu aku merasa kurang, kurang banget. Jadi, buat penonton yang di Salatiga kemarin, aku minta maaf kalau kurang maksimal. Semisal ada kesempatan lagi ke sana, aku janji akan beri yang lebih dari kemarin.

Mungkin itu saja yang bisa aku tulis. Tidak menyangka kalau bakal sepanjang ini. Jarang ini ada keinginan menulis yang tinggi. Hahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS