Usaha Tidak Mengkhianati Hasil

 

Beberapa bulan ke belakang aku agak senang karena akhirnya komunitasku mulai ramai job lagi, meski rata-rata yang nyikat job-nya ya aku sendiri. Bukan karena aku ‘maruk,’ tapi emang rata-rata anak-anak yang lain pada nggak bisa aja. Nge-job pun harus sesuai dengan harga fee-ku lah, kalau di bawah itu udah pasti tak lempar ke anak-anak yang lain biar kebagian rasa atau atmosfer ketika nge-job.

Mungkin ini adalah bukti kecil dari pepatah “usaha tidak mengkhianati hasil” yang udah kami (komunitas Standupindo Madiun) lakukan akhir-akhir ini. Mulai merutinkan open mic, mulai aktif membuat show agar terlihat ada pergerakan setiap tahun (walau pun rata-rata ketolong sama tour komika gede), dll. Padahal usaha-usaha seperti itu dilakukan agar komika komunitasku bisa lebih fight aja, bukan karena pengen nge-job. Eh, ternyata dibawanya ke sini.

Karena jujur saja, animo masyarakat Madiun terhadap Standup sudah habis di tahun 2015 menurutku. Tahun di mana masyarakat Madiun akan melahap apa pun soal Standup, karena memang lagi tren, dan tidak memandang siapa yang tampil. Masyarakat Madiun pada waktu itu juga tidak fafifu soal harga tiket (karena emang murah aja pada waktu itu) yang penting mereka bisa ketawa terus selama acara atau show berlangsung. Berbeda dengan setelah tahun itu di mana Masyarakat Madiun mulai memfilter siapa yang mau ditonton dan harganya worth it atau tidak untuk menonton. Sempat seret dan kebingungan untuk menentukan arah komunitas yang sudah sampai di titik kalau ke komunitas ini cuma buat seneng-seneng dan nge-job adalah bonus.

Hal tersebut kelihatannya juga bisa menjawab semua keraguanku selama ini. Kadang mulai ragu dengan jalan ini, ragu antara berhenti dan pindah jalur atau tetap tahan dulu. Kadang ngegerundel sendiri kayak, “sudah sembilan tahun standup, tapi masih gini-gini aja.” Banyak sekali keraguan dan pikiran negatif akhir-akhir ini.

Setelah melihat kembali apa yang telah tak lakukan bersama temen-temen komunitas, kelihatannya emang bukan masalah lama atau tidaknya, masalahnya adalah udah sampai mana usahaku ini. Ya, setelah melihat ke belakang, aku cuma standup ya di sekitaran Madiun aja. Baru akhir-akhir ini aku berani standup keluar buat nyoba open mic, ikutan lomba standup yang diadakan komunitas lain, dll. Kelihatannya emang harusnya sedari dulu aku seperti ini. Mungkin ini memang langkah yang terlambat untukku, tapi semoga bisa menjadi contoh bagi anak-anak komunitasku yang emang pengen menekuni ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin