Keluh Kesah Jagi dalam Jaga Diri

 

Hari Sabtu lalu, 16 Desember 2023, aku pergi ke Kediri untuk menyaksikan special show atau sebuah pertunjukkan Stand-Up Comedy Special dari temanku bernama Jagi. Dia adalah salah satu anggota dari sekian banyaknya penghuni Standupindo Kediri. Aku pergi ke sana dan menonton show-nya hanya untuk melihat bagaimana dia mengeluarkan keresahannya. Menurutku show kemarin yang aku tonton sangat worth it sekali meski pun harga tiketnya cuma empat puluh ribu rupiah saja.

Show ini dimulai dengan dua MC, yaitu Dado dan Reza Lemu yang memanaskan penonton sebelum memanggil komika-komika pembuka. Dado dan Reza Lemu di awal sesi ini menyapa para penonton dan menimpalinya dengan lucu agar suasananya cair. Karena ternyata ada beberapa orang yang belum pernah menonton standup secara live. Rata-rata dari mereka ini adalah teman-teman Jagi yang memang ingin memberi support pada Jagi.

Komika pertama adalah komika dari Kediri bernama Ghurril. Menceritakan tentang bagaimana hidup sebagai seorang anak yang mengetahui kalau ibunya sudah menikah tiga kali. Dia menceritakan itu semua dari sudut pandangnya sebagai seorang anak. Cerita yang sangat menarik karena tidak semua orang merasakan hal itu.

Komika kedua juga masih dari Kediri bernama Ari. Dia menceritakan bagaimana sulitnya mengajar di Sekolah Luar Biasa. Emosinya tertumpahkan pada materi yang disampaikan dengan baik. Penonton jadi paham betapa sulit dan sabarnya seorang guru yang mengajar di SLB. Ari adalah salah satu komika yang menurutku tampil dengan apik karena mampu membuat penonton jadi membayangkan situasi yang ada di SLB dan bagaimana cara mengatasi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.

Lanjut ke komika ketiga, komika dari Kediri yang ternyata asli Palu, Rio. Rio menceritakan tentang ibunya yang orang Jawa tapi malah membenci orang Jawa dan orang Jawa yang superior dan ada di mana-mana. Dia membuat penonton paham se-superior apa orang Jawa ketika di kampung halamannya di Palu ada kampung Jawa.

Komika terakhir sebelum penampil utama, datang jauh-jauh dari Surabaya, Ayub. Ayub menceritakan tentang pengalamannya nongkrong di sebuah warkop yang tidak ada wifi dan isinya orang tua semua. Dibahas secara rinci mulai dari kenapa tidak ada wifi, apa pendapat orang warung tersebut tentang wifi, apa saja hiburan di sana kalau tidak ada wifi, dan pengalaman unik apa yang pernah terjadi di warung tersebut. Materi yang disampaikan semakin lucu karena Ayub mempertebal ceritanya denagn emosi marah yang meledak-ledak. Banyak sekali kasus yang diberikan membuat penonton betah berlama-lama mendengarkan ceritanya.

Terakhir, sang penampil utama, pemilik show bertajuk Jaga Diri, yaitu Jagi Sedono. Jagi di sini benar-benar memperlihatkan skill story telling-nya dengan baik. Dia membuat penonton betah berlama-lama mendengarkan ceritanya. Banyak sekali cerita yang ditawarkan Jagi, seperti menceritakan kampunya yang tidak seberapa itu, menceritakan ayahnya yang merupakan seorang tentara tapi tidak seperti tentara pada umumnya, dll. Jagi memperlihatkan sisi insecure yang tebal di materi yang disampaikan ini. Tidak percaya diri adalah salah satu sikap yang jarang dipakai atau digunakan oleh komika, tapi Jagi mengeksekusinya dengan baik.

Opiniku pribadi, Jagi memang layak untuk membuat sebuah special show. Ketenangannya di atas panggung serta delivery yang enak didengarkan dan diikuti sudah menjadi bukti bahwa pengalamannya di dunia standup ini tidak bisa diremehkan. Salut sama Jagi karena dia berani untuk membuat pertunjukkan spesial yang aku sendiri saja masih tidak pernah membayangkan itu. Aku tunggu pertunjukkanmu yang lain, Jag.

Paragraf terakhir kali ini, aku ingin kalian semua untuk mengamati atau melihat beberapa nama yang sudah disembutkan di atas. Karena siapa tau kalian bakal menjadi saksi dari beberapa nama yang ada di atas akan melejit nantinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin