Kesalahan

Mungkin sudah banyak penulis atau banyak orang yang menuliskan apa saja yang sudah mereka capai di tahun 2024 atau apa saja target mereka di 2025. Mungkin nantinya aku akan menuliskan hal yang sama, tapi izinkan aku untuk menuliskan beberapa hal kesalahanku yang mungkin tidak bisa dimaafkan.

Jujur saja, ada beberapa kesalahan di kepalaku mengingat tahun ini dan kesalahan ini cukup personal. Aku berpendapat ini adalah salahku atau mungkin ini adalah akibat dari perilakuku selama tahun ini.

Misal, aku merasa bersalah atas ketidakberhasilan SUCROS tahun ini. Sucros adalah event standup yang melibatkan komunitas se-Jatim. Aku merasa gagal karena aku merasa tidak percaya diri dengan ditunjukkan aku sebagai penanggungjawab event ini. Aku merasa kalau aku adalah komika daerah, komika dari kota kecil, komika yang sepertinya tidak pantas mendapatkan tugas seberat ini.

Efek yang ditimbulkan banyak sekali. Mulai dari beberapa komunitas yang rugi atau tidak ada keuntungan sama sekali saat Sucros digelar di kotanya. Aku kurang ngobrol atau kurang berkoordinasi dengan setiap ketua komunitas saat itu untuk menanyakan kesiapannya. Ada beberapa komunitas yang mengalami kebuntuan di penjualan tiket, tapi aku tidak punya solusi. Seandainya saat itu aku tau harus berbuat apa, tau harus melakukan promo seperti apa, aku yakin komunitas-komunitas yang ikut dalam event ini tidak bakal rugi karena sudah ada plan yang berjalan dengan benar.

Tidak hanya itu saja, jadi Sucros ini adalah event standup yang modelnya seperti Road Show dari kota ke kota yang akan finisih di suatu kota. Kemarin kami sepakat untuk  menjadikan Kediri sebagai kota Final Sucros untuk pertama kalinya. Aku malah beranggapan kalau mereka pasti mampu karena sudah terbukti dari beberapa kali membuat show. Aku dengan gampang berpikiran seperti tanpa melakukan pengawalan, tidak tau harus berbuat apa ketika mereka jauh dari target yang direncanakan di awal, mungkin karena pemilihan line up dariku juga yang membuat mereka rugi, aku tidak bisa benar-benar bertanggungjawab atas apa yang terjadi dengan mereka. Aku merasa begitu.

Padahal mereka semua memilihku menjadi penanggungjawab mungkin karena mereka percaya denganku, percaya dengan pengetahuanku, tapi aku justru mengecewakan mereka semua. Jujur, secara pribadi, aku meminta maaf kepada seluruh komunitas yang terlibat denganku saat Sucros kemarin. Aku memang pantas disalahkan.

Berikutnya, aku merasa gagal menjadi seorang kakak. Aku merasa bahwa aku adalah seorang kakak yang tidak bisa diandalkan oleh adiknya. Ketika adikku membutuhkan sesuatu, aku justru tidak bisa memnuhi kebutuhannya.

Aku merasa bersalah ketika tidak mampu membuat adikku mengikuti study tour sekolahnya ke Bali. Aku merasa bersalah sekali. Aku yakin pasti dia ingin ke sana bersama teman-temannya, foto di beberapa tempat yang dikunjungi, ingin lebih dekat dengan teman-temannya. Saat dia membutuhkanku, justru aku yang tidak bisa memenuhinya. Aku malah membuatnya tetap berada di rumah ketika teman-temannya berangkat ke Bali.

Sebenarnya, kakak macam apa aku ini? Bisa-bisanya aku membuat adikku sengsara seperti itu. Padahal dulu karena papaku, aku bisa study tour ke Bali saat masih sekolah. Bahkan dua kali. Sekarang, ketika papa tidak ada, malah aku yang membuat adikku tidak bisa pergi ke Bali. Kakak kayak tai emang diriku ini. Memang harusnya adikku memakiku sampai dia puas. Memang kakak yang tidak berguna.

Lalu, soal pacaran atau memiliki hubungan dengan seorang wanita. Tahun ini aku sebenarnya mendekati beberapa wanita. Satu per satu menurutku gagal semua karena kesalahanku sendiri. Kesalahanku yang tidak segera memutuskan untuk ke mana arah pendekatan ini. Aku takut untuk memutuskan sesuatu pada saat itu.

Beberapa perempuan yang aku dekati ini akhirnya ada yang risih, ada yang tiba-tiba pergi, dan ada juga yang terang-terangan kalau sekarang sudah memiliki hubungan dengan orang lain. Ya, karena itu tadi, aku terlalu takut untuk memutuskan.

Aku terus berpikir apa dia (si perempuan itu) mau denganku? Aku yang belum mapan ini, aku yang belum bisa membahagiakan orang tuaku, aku yang masih berjuang untuk masa depan adikku, aku yang hampir membuang hobiku, apa bisa dan boleh untuk dekat dengannya? Aku merasa kalau aku belum siap dan entah sampai kapan akan siap.

Jika ada salah satu dari mereka yang membaca ini, aku hanya bisa meminta maaf atas ketidakberanianku ini. Memang bisa disebut aku adalah pria yang gagal, tidak dewasa dalam menentukan pilihan, dan tidak bisa diandalkan.

Itu adalah beberapa kesalahanku di tahun kemarin, 2024. Entah bagaimana aku menjalani tahun 2025 nanti. Apa yang akan menimpaku, apa yang akan menjadi ujianku, apa yang akan menjadi kendalaku, atau kesalahan apa lagi yang akan ku buat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin