Tantangan Terberat Waktu Puasa

          Hai teman-temanku yang masih setia untuk membaca blog ini, entah sampai kapan. Untuk postingan sebelumnya, saya sangat berterimakasih kepada kalian yang sudah rela memberi kritik dan saran di kolom komentar, walaupun sebenarnya tidak ada. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian yang sudah nyempetin waktu untuk mengunjungi dan bahkan membaca, walaupun rata-rata dari kalian saya paksa.

          Masih di bulan yang suci, bulan Ramadhan atau bulan puasa, makanya saya akan menuliskan sesuatu yang berkaitan dengan puasa. Nah, kalo kalian mau opini kalian saya jadiin sebuah bacaan atau bahkan keresahan kalian mau saya angkat sebagai tema, bisa juga komen dibawah lo, walaupun saya sudah menduga bahwa tidak akan ada yang komen. Tapi tidak apa-apa, yang penting kita selalu berkarya. Betul, tidak?

          Oke, kembali ke judulnya, tantangan terberat waktu puasa. Ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, karena ini memang sering terjadi dan memang sudah waktunya untuk jujur. Karena katanya, kalo kita jujur itu pasti lucu, makanya saya coba. Siapa tau lucu, kan? Walaupun saya yakin kalian ngejawab “Nggak lucu” dalem ati, gapapa kok, aku kuat :’).

Saya itu ya paling sebel sama orang-orang yang males nganter ibunya ke pasar karena katanya godaannya banyak dan bisa bikin batal puasanya. Saya cuma mau bilang ke orang-orang kayak gitu bahwa sebenarnya mereka itu “LEMAH!”. Iya, karena saya nggak pernah gitu kegoda gara-gara liat tukang parkir minum es, ibu-ibu penjual daging lagi makan, supir truk breakdance, saya nggak pernah gitu kegoda, sumpah lo nggak pernah.

Saya kasih tau nih kelemahan saya waktu puasa itu adalah SARIAWAN. Itu tuh yang bikin saya berpikir 2 kali untuk ngelanjutin puasa atau langsung dibatalin. Karena apa ya? Jadi, kalo misalnya sariawan kan mulut jadi kaku gitu karena kalo mulut kita kebanyakan ngomong pasti sakit tuh sariawannya. Penyembuhnya itu air, makanya orang sariawan pasti banyak minum air. Kalo misalnya di jalan, panas, kena sariawan, ngeliat tukang roti lewat rasanya pengen tak peres lo handuk buat ngelap keringetnya, pengen tak minum saking hausnya. Daripada tenggorokan kering, buka mulut sakit, bibir pecah-pecah, gusi panuan, pokoknya semuanya yang nggak enak-enak lah.

Mungkin dari kalian-kalian yang ngebaca ini bilang kalo, “Ternyata dia lemah tapi ngatain kita lemah”. Iye iye, saya lemah kok. Sebenarnya semua orang itu lemah, tapi ada standarnya, ada batesannya gitu. Bukan berarti semua orang itu kuat juga, semua orang lemah, tapi ada batasannya.

Cuma itu aja nih yang bisa saya bagi ke kalian, pengalaman yang sebenarnya agak geli untuk dibagi ke semua orang, tapi ya nggak apa-apa, demi konten, haha. Semoga kalian terhibur dengan tulisan ini dan semoga kalian juga dapat mengambil sisi positif dari tulisan ini, walaupun sebenarnya tidak ada. Sampai jumpa di cerita yang lain, di postingan yang lain, di keseruan yang lain ya.

Komentar

  1. kenapa harus meres keringet, sekarang udah ada es legen lo (minuman keringet berkarbonasi)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seandainya kau tau, bahwa air perasan keringat memiliki kandungan yang sama dengan arak cap orang tua

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin