Kabar Duka

Malam itu

anakku pamit

untuk pergi

menyaksikan

pertandingan sepakbola.

 

Janjinya sampai

pukul sebelas,

tapi hingga tengah malam

tak kunjung pulang

dan tak ada kabar.

 

Ku saksikan

televisi

menyiarkan kerusuhan

yang terjadi

di sana.

 

Mata ini

tak henti-hentinya

meneteskan air mata

dan mulut

yang terus

berdoa

agar anakku

selamat.

 

Mataku

yang sembab

menyambut fajar

dengan bersujud

dan bersimpuh

di hadapan-Nya.

 

Hingga datang

seseorang

yang membawa

kabar duka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin