Nasi Jotos Dikesampingkan Karena Nasi Pecel

Sudah banyak yang tau, mungkin, kalau makanan paling terkenal di Madiun, baik Kota maupun Kabupaten, adalah Nasi Pecel. Nasi dengan beberapa sayur pilihan serta sambel pecel itu mampu menjadi sebuah branding daerah ini. Nasi Pecel bisa terkenal karena banyak sekali perantauan dari Madiun yang ketika hendak kembali ke daerah tempat mereka mencari nafkah selalu membawa oleh-oleh, yaitu sambel pecel itu sendiri.

Tidak hanya itu, banyak juga orang pendatang yang merasa takjub dengan rasa Nasi Pecel di sini, Madiun. Menurut mereka, para pendatang atau yang sedang berlibur di Madiun, Nasi Pecel di Madiun rasanya benar-benar berbeda dari Nasi Pecel yang dijual di daerah mereka meski pun ada embel-embel “Asli Madiun” di banner-nya. Kalau itu, sudah jelas, valid. Saya sebagai orang Madiun pun mengakui hal yang sama. Rasanya berbeda, jauh. Bahkan ada beberapa hal penting yang kadang diganti seperti kulupan atau sayuran di Nasi Pecel.

Selain Nasi Pecel, apa makanan khas dari Madiun yang sering kamu jumpai? Atau, apa makanan khas Madiun yang sering ditawarkan ke kamu ketika kamu berada di sini? Brem? Madu Mongso? Pentol Corah? Ya, memang itu juga sangat populer di sini. Tapi, pernahkah kalian mendengar sebuah makanan bernama Nasi Jotos? Jika belum, akan saya bahas di artikel ini.

Nasi Jotos adalah nasi yang berukuran sekepalan tangan orang dewasa. Karena kepalan tangan orang ini seperti sedang ingin memukul atau yang dalam bahasa jawa adalah jotos, nasi ini diberi nama seperti itu.

Alasan yang simple tersebut memang sangat sesuai dengan isi dari nasi itu sendiri yang menurut saya juga sama simple-nya. Nasi Jotos ini dihidangkan dalam sebuah kertas minyak, atau juga bisa menggunakan media lain seperti daun jati dan daun pisang. Lalu, isinya ada kering tempe, mie, sepenggal potongan telur dadar, sambel, mungkin bisa ditambahkan tempe goreng, dan tentu saja nasi.

Mungkin nasi seperti itu banyak juga di daerah kalian karena memang saya tidak tau asal-usulnya bagaimana. Cuma, kalau dibilang ini mirip nasi campur, tidak. Nasi campur di Madiun berbeda dengan Nasi Jotos ini. Nasi Jotos, di mana pun belinya, kalau yang jual orang Madiun atau belinya di Madiun, ya pasti seperti itu isi dan bentuknya. Kami, masyarakat Madiun, serempak untuk menamai nasi tersebut Nasi Jotos.

Gara-gara branding Madiun, Kota Pecel, Nasi Jotos ini mulai dikesampingkan. Padahal, Nasi Jotos ini adalah opsi lain atau alternatif makanan selain Nasi Pecel. Bahkan, biasanya seorang penjual Nasi Pecel juga menjual Nasi Jotos karena ada beberapa isian yang sama. Saya tidak menuntut Nasi Jotos untuk dijadikan branding juga di Madiun, karena saya tau juga bahwa ada beberapa nasi bungkus yang isinya hampir mirip dengan Nasi Jotos. Tapi, kalau sampai dikesampingkan dan bahkan tidak dianggap, saya rasa itu adalah sebuah hal yang keliru.

Cukup sampai di sini saja opini hari ini, takut nanti saya dibilang “Ndakik-ndakik” atau “Yok-yok o” alias “Si paling” karena opini saya ini kosong hahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin