Sebenarnya Apakah Ini Jalannya?
Bisa dibilang dulu saat masih menganggur, fokusku hanya ke dua hal. Ya, aku cuma fokus ke standup dan ngeband. Nyambi buka-buka loker dan ngirim lamaran ke beberapa tempat yang mungkin saja membutuhkan jasaku. Tujuanku satu pada waktu itu, aku mau kerja yang menghasilkan uang untukku dan keluargaku, tapi aku gak mau sama sekali ngelepasin standup dan ngeband sepenuhnya.
Mungkin salahku juga sudah terlalu dalam di dunia standup. Aku sampai nyoba openmic ke beberapa kota yang dulu bisa aku kunjungi karena keterbatasan dana cuma buat ngejar lucu aja. Menabung dari hasil usaha yang tidak seberapa itu hanya untuk mencari lucu. Aku seneng, tapi kadang tiap malam juga mikir kayak, “apa bener ini jalannya? Adekku bentar lagi kuliah, apa ini kalau ditelateni bakal menghasilkan uang?” Pikiranku pas standup kadang kacau karena sudah mulai tidak tulus untuk menghibur, malah sibuk mikirin gimana caranya bisa berpenghasilan dari standup. Ada benarnya, tapi ternyata menyiksa juga.
Tidak cuma standup, aku juga ngeband sama teman-temanku. Aku ngeband awalnya happy-happy sampai pada akhirnya aku dan teman-temanku memutuskan untuk mencoba masuk dapur rekaman dan boom, nama band kami mulai naik. Aku sulit untuk melepaskan band ini juga karena ada alasannya. Mungkin aku di standup mencari kebahagiaan, tapi di band ini aku bisa mengekspresikan kesedihan, kemuakan, kemarahan, dan frustasi yang aku alami. Aku merasa band ini salah satu dari keseimbangan yang harus ada. Tapi, lagi-lagi aku memikirkan hal yang sama, apa band ini bisa membuatku mendapatkan uang untuk kebutuhan keluargaku?
Pikiranku itu yang terus ada di kepalaku setiap malam sebelum tidur. Mungkin mamaku tau karena kadang dia melihatku yang masih terjaga saat dini hari bukan karena menonton bola, tapi cuma diam. Kadang sambil membuka HP atau laptop. Ya, aku tau kalau usiaku tidak bisa dibilang muda lagi. Aku harusnya sudah sadar kalau aku tidak bisa coba-coba lagi. Dan seperti yang kalian bayangkan, akhirnya aku menjadi pekerja kantoran. Aku berharap kerja ini tidak membuatku jauh dari dunia standup dan band yang aku gemari. Tapi, kenyataannya berbeda.
Awal pertama aku menjadi pegawai kantor, aku di tempatkan di Bojonegoro. Di sana aku merasa mulai tidak produktif di standup dan band. Mungkin di sana aku masih bisa melakukan standup sekali-dua kali karena memang ada komunitasnya. Tapi, untuk band tidak sama sekali. Aku bukan anak band yang jago banget, bukan. Aku cuma kebetulan waktu itu bertemu dengan orang-orang yang punya frekuensi yang sama. Makanya sulit untuk bisa melakukan hal itu kalau tidak dengan orang-orang yang sama.
Setelah dari Bojonegoro, aku di tempatkan kembali ke Kota Madiun, asalku. Benar saja, selama di sana aku merasa hidup karena bisa melakukan standup dan ngeband. Aku bisa fokus sampai jadi opener salah satu komika nasional di salah satu destinasinya di Jawa Tengah. Begitu juga dengan ngeband. Aku dan teman-temanku berhasil membuat single kedua dan single itu juga bisa membawa kami manggung di Surabaya.
Prestasi-prestasi itu hanya bertahan selama tiga bulan saja. Karena setelah itu aku ditempatkan di Pacitan selama setahun. Sial. Di sini aku benar-benar buntu. Tidak bisa ngeband dan juga standup. Aku menjadi orang yang cuma pulang kerja dan tidur. Begitu terus. Makanya pulang adalah hal yang paling aku nantikan, tapi apa? Tapi, ternyata tidak bisa semudah itu. Standup berhenti karena memang orang-orangnya sedang sibuk bekerja semua, ngeband pun sama karena aku pulangnya tidak tiap minggu.
Terlalu sulit untuk bisa pulang tiap minggu. Gajiku yang cuma UMR Kabupaten ini untuk mengurus semuanya adalah hal yang tidak mudah. Sial. Aku jadi frustasi sendiri di sini. Aku bingung harus bagaimana dan harus melakukan apa. Kadang sempat berpikir untuk keluar kerja saja, tapi mencari pekerjaan tidak segampang itu. Tapi, kalau dibuang lagi di tempat yang jauh, aku bisa apa? Kadang aku berpikir, kenapa jadi begini? Aku bekerja tujuannya biar bisa berjalan beriringan dengan hal-hal yang aku sukai. Kenapa malah makin jauh? Apa ini sudah jalan yang benar? Atau ini jalan yang salah? Atau seharusnya aku tidak bekerja dulu pada waktu itu dan tetap fokus standup/ngeband karena bakal dapat hasil dari situ? Sebenarnya apa memang aku yang bodoh? Makanya jalannya jadi seperti ini. Entahlah, aku juga tidak tau.
Komentar
Posting Komentar