Jose Mourinho

Akhir-akhir ini saya tidak begitu sibuk. Sudah jelas, karena saya adalah pengangguran. Pengangguran adalah sebuah tekanan di mana kita harus segera menemukan pekerjaan. Tetapi, di sisi lain, pengangguran juga bisa menjadi waktu yang sangat bermanfaat untuk mempelajari hal-hal lain. Nggak, sih. Itu cuma alasan aja biar terlihat keren walau pun menganggur. Hahaha.

Saya ingin sekali membahas seseorang yang menurut orang-orang dia itu menyebalkan dan nggak terlalu sangar atau keren. Dia adalah Jose Mourinho yang merupakan seorang pelatih sepakbola berkebangsaan Portugal. Orang-orang menganggap dia menyebalkan karena memang Mou, sapaan Jose Mourinho, kerap mengatakan sesuatu yang bisa membuat telinga panas. Tidak hanya itu, orang-orang menganggap dia adalah seseorang yang biasa aja karena membuat sepakbola jadi membosankan.

Saya tidak setuju dengan anggapan orang-orang karena menurutku Mou itu keren banget. Saya memang tidak berani memprovokasi atau memberikan komentar pedas yang bisa menyulut api emosi. Mungkin ketika Mou melontarkan komentarnya terhadap sesuatu dan banyak yang menghujat, saya yakin Mou pasti sepakat dengan kalimat “Kita hidup memang tidak bisa membuat semua orang menyukai kita.” Hahahaha.

Komentar Mou memang pedas dan bikin sakit hati, tetapi dia nggak cuma bermodalkan omongan aja. Dia udah membuktikan beberapa prestasinya yang mungkin nggak bakal bisa dilakukan oleh pelatih lainnya. Seperti membuat FC Porto juara Champions dan membuat Inter Milan meraih Treble Winner.

Bermain bertahan dan membuat permainan sepakbola menjadi membosankan menurutku cuma omong kosong. Jika memang begitu, bagaimana mungkin Mou bisa meraih beberapa prestasi di beberapa klub yang berbeda? Jelas itu cuma opini asal-asalan aja karena kesel liat Mou.

Saya akui, dulu saya kesel banget sama Mou ketika dia ngelatih Chelsea dan membuat Liverpool gagal juara dengan taktik bertahannya. Tapi, dia bener-bener memanfaatkan kesalahan Liverpool dan bisa mencetak gol dari main bertahan. Orang-orang bilang semua orang bisa kalo bikin taktik kayak gitu. Mana buktinya? Semua pelatih yang niru taktiknya juga nggak bisa ngangkat timnya, kan?

Level kekaguman saya sama Mou ini udah bener-bener nggak masuk akal. Bahkan, saya menerapkannya pada game yang saya mainkan. Seperti bermain PES dan bermain Football Manager. Saya bermain bertahan cuma buat nunggu pemain lawan bikin kesalahan. Saya juga bener-bener harus teliti saat memilih pemain yang saya turunkan. Saya harus melihat skill dari pemain yang saya miliki untuk saya terapkan ke dalam taktik ala Mou. Nggak butuh pemain sempurna karena yang penting si pemain bisa menuhin apa yang kita suruh aja itu udah bagus.

Saya tidak menyebutkan FIFA karena saya masih bingung mainnya gimana. Terakhir main FIFA ya tahun 2017 dan akhir-akhir ini diajak temen main FIFA lagi. Masih bingung caranya bertahan, nyusun strategi, dan beberapa hal lain. Jadi ada lecutan untuk segera bisa menyesuaikan diri dengan FIFA dan segera menerapkan taktik ala Mou di FIFA.

Mungkin itu saja yang ingin saya ceritakan mengenai Jose Mourinho. Sebenernya saya ingin nulis yang lebih dalem lagi, cuma ya nggak usah. Mou juga nggak bakalan baca tulisan ini. Harapan saya sih semoga kejadian di Manchester United dan Tottenham Hotspur tidak terulang di AS Roma, klub baru Mou.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin