Pantaskah Aku Berdoa?
Beberapa tahun terakhir, sudah mulai jarang memanjatkan doa untuk diriku sendiri. Hal itu dikarenakan aku merasa bahwa hidupku tidak layak untuk didoakan. Bukan berarti aku congkak, cuma merasa kalau hidupku yang penuh dosa ini apa masih boleh meminta lebih? Aku juga tidak yakin akan hal itu dan sampai sekarang pun masih bertanya-tanya.
Ibadah yang
harusnya dilaksanakan dengan taat sebagai tanda bahwa kita beriman saja kadang
masih aku lalaikan karena suatu hal. Aku merasa kalau meminta sesuatu kepada
Tuhan padahal tidak memenuhi ekspektasiNya itu sama seperti ketika aku masih
kecil meminta PS2 ke papaku padahal prestasiku di sekolah biasa saja.
Apakah aku
tidak berdoa sama sekali? Tidak, bukan begitu. Aku masih berdoa, aku meminta,
tapi bukan untuk diriku. Aku meminta agar keluargaku baik-baik saja, meminta
agar keluargaku yang sudah tidak lagi hidup diberi tempat sebaik mungkin, dll.
Tidak ada doa spesifik untuk diriku sendiri.
Menurutku,
sebenarnya konsep berdoa ini sama seperti bekerja. Ketika kewajiban sudah
diselesaikan, karyawan bisa menuntut haknya sesuai dengan perjanjian di awal.
Sedangkan aku, kadang melupakan Tuhan di saat tertentu, sudah pasti keinginanku
tidak akan dikabulkan. Itu pikirku.
Jadi, sudah
sewajarnya hidupku penuh dengan lika-liku yang tidak terkira ini. Tidak sesuai
dengan keinginan dan selalu menyusahkan orang lain. Seharusnya, aku tidak boleh
mengeluh karena ya ini adalah hal-hal yang aku tuai dari sesuatu hal yang
awalnya ditanam.
Baru sadar
beberapa tahun yang lalu, kalau terasa lancang sekali ketika aku mengeluh ke
Tuhan. Seperti sekarang, aku menganggur, kadang cuma terbesit kepikiran atau
ngetweet, “Ya Allah, kenapa saya tidak kunjung mendapat pekerjaan?” Padahal
jawabannya adalah karena kesalahanku sendiri seperti aku yang waktu sekolah
dari SD hingga SMA tidak pernah mendapatkan ranking atau peringkat atas di
kelas alias bodoh, tidak disiplin, dan banyak malasnya.
Mungkin itu
saja yang ingin aku tulis di blog ini. Aku menulis ini cuma untuk mengeluarkan
uneg-uneg sendiri. Karena akhir-akhir ini terlalu banyak yang dipikirkan
padahal tidak punya tanggung jawab apa-apa. Terima kasih sudah menyempatkan
waktunya untuk membaca sampai akhir tulisan ini.
Komentar
Posting Komentar