Aku? Local Heroes?

 

Setelah bergelut di dunia Stand-Up Comedy selama sembilan tahun, bahkan sebentar lagi masuk tahun kesepuluh, baru kali ini aku diundang sama komunitas standup selain di daerahku. Aku diundang untuk mengisi show standup mereka. Tawaran pertama datang dari saudara jauh, Standupindo Jombang, yang saat itu sedang menghelat lomba internal dan aku ditunjuk sebagai salah satu tamu di sana. Tawaran kedua datang dari tetangga Jombang, Standupindo Mojokerto, yang akan menggelar show battle dengan Sidoarjo dan aku ditunjuk juga sebagai tamu.

Pengalaman pertama saat aku menjadi tamu di Jombang kemarin agak mengecewakan. Menurutku, harusnya aku bisa lebih dari pada yang kemarin. Aku merasa kesal dengan penampilanku sendiri, meski pun banyak teman-teman komika yang lain mengatakan bahwa sebenarnya penampilanku baik-baik saja.

Karena pertama kali diundang sebagai tamu, pikiranku sudah aneh-aneh aja. Pikiran aneh-aneh ini juga termasuk ketakutan yang aneh-aneh juga. Takut tidak lucu itu wajar, karena itu beban yang harus dipikul semua komika kayaknya. Aku kemarin bukan hanya takut tidak lucu, tapi juga takut dicap sebagai tamu yang tidak kompeten. Semenyedihkan itu memang. Dasar ketakutan itu lalu bercabang ke mana-mana yang tidak berujung dan menjadi pikiran negatif.

Pengalaman pertamaku ini akan aku jadikan sebagai pembelajaran sebelum berangkat ke Mojokerto besok Minggu, 19 November 2023. Tidak perlu takut yang aneh-aneh, tidak perlu mikir yang aneh-aneh, cukup fokus ke materi sendiri. Kalau kata beberapa temanku cukup santai, tenang, dan kuasai. Pemain. Semoga saja besok di Mojokerto tidak mengecawakan, meski pun baru pertama ke sana juga.

Jujur, sebenarnya aku tidak percaya sudah berada di level ini. Level yang mana kalau kemampuanmu sudah terendus oleh beberapa komunitas standup yang berada di sekitarmu. Aku juga tidak tahu kalau ditanya bagaiaman bisa mencapai atau bagaimana bisa berada di titik ini karena memang aku menjalaninya dengan apa adanya aja.

Awalnya aku mengarungi standup ini dengan tujuan masuk atau tembus ke TV Nasional, agar komunitasku terbantu dengan itu. Masuk ke TV Nasional menjadi mimpi agar komunitasku makin dikenal orang-orang, terutama di tempat tinggalku sendiri. Lama-lama aku sudah sadar dengan kemampuanku sendiri dan menyadari kalau masuk ke TV Nasional sangatlah sulit. Tidak bisa diraih dengan komika yang jam terbangnya saja belum teruji. Mungkin ada beberapa teman komika yang mampu lolos TV Nasional dengan jam terbang yang mungkin bisa dibilang kurang. Bukan maksud berniat sombong, tapi menurutku itu semua keberuntungan. Karena banyak sekali komika yang harus diterpa dan mengasah kemampuannya berkali-kali, selalu ingin menambah jam terbangnya dari panggung ke panggung, baru bisa tembus. Itu cuma opiniku, ya, jangan marah.

Karena sadar dengan semua itu, akhirnya aku memutuskan untuk standup for fun, alias standup untuk bersenang-senang aja. Selama aku bisa dan masih diberi kesempatan, akan aku lakukan. Memulai semuanya dengan beberapa kali mencoba open mic ke komunitas yang ada di luar daerahku. Seperti Ponorogo, Nganjuk, Kediri, dan Jombang. Keliling open mic ini juga ternyata ada manfaat yang baik selain menambah jam terbang, yaitu referensi. Referensi ini bisa membuat materi seorang komika semakin tajam dan mungkin jokes-nya bisa dimakan semua orang.

Tidak hanya open mic, aku juga mencoba peruntungan dengan mengikuti Street Laughter yang mmerupakan sebuah ajang lomba internal dari komunitas Standupindo Surabaya. Tujuanku ikut ajang tersebut bukan untuk meraih gelar, tapi ingin melihat kemampuanku sendiri sudah sejauh mana, ingin menambah ilmu karena ada sistem mentoring, dan ingin melihat kemampuan beberapa komika yang sedang beradu kelucuan di sana. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga untuk seorang komika amatir dari daerah kecil sepertiku.

Beberapa hal yang aku lakukan tersebut akhirnya membuat namaku sekarang mulai diperhitungkan di skena Stand-Up Comedy Jawa Timur. Bukan niatku mau sombong, aku juga bingung harus menyikapi ini seperti apa. Jujur, baru pertama kali aku mendapat spot light seperti ini, apalagi panggung yang kuinjak adalah Jawa Timur, alias satu provinsi. Banyak orang yang sudah mulai mengakui keberadaanku, malah kadang ada yang menjadikanku sebagai teman combud, comedy buddy. Aku tidak masalah dengan itu, cuma takut saja kalau ilmuku yang tidak seberapa ini malah membuat mereka terlalu berekspektasi tinggi.

Beberapa orang dari mereka sudah menganggapku sebagai salah satu local heroes di Madiun. Seperti undangan yang aku terima dari teman-teman Jombang dan Mojokerto, dituliskan sebagai seorang local heroes. Aku? Local heroes? Beneran? Hahaha. Aku saja merasa masih belum waktunya aku dipanggil local heroes. Ada perbedaan pandangan tenang local heroes ini.

Menurutku, local heroes harusnya disematkan kepada orang-orang yang benar-benar sudah bersinar di daerahnya. Biasanya apa yang dilakukan oleh orang berlabel local heroes ini selalu melekat dengannya. Local heroes di Madiun dalam bidang standup mungkin melekat pada seniorku bernama Indra. Banyak orang yang berpikir kalau mas Indra ini tidak punya komunitas dan belajarnya autodidak. Padahal, dia adalah salah satu anggota komunitas Standupindo Madiun. Artinya, nama komunitasku tidak terendus, justru dia yang namanya terus muncul ke permukaan.

Bisa dikatakan local heroes menurutku harus sampai di tahap itu. Tahap di mana orang-orang kalau butuh, ya, langsung menghubungi si local heroes ini. Aku belum ada di fase itu. Aku belum pernah mendapatkan tawaran seperti ini. Bahkan di kotaku sendiri tidak ada yang tahu aku bisa melakukan Stand-Up Comedy.

Aku juga sekarang sedang berusaha agar nama komunitasku yang naik ke permukaan khalayak Madiun. Karena menurutku, semua yang ada di komunitas adalah orang-orang yang perlu dukungan dan saat ini mereka layak mendapatkannya. Meski sekarang aku berada di atas mereka, bukan berarti aku seorang local heroes, aku cuma kebetulan punya pengalaman lebih banyak dibandingkan mereka dan saat ini sedang menuntun mereka semua untuk berada di jalur yang sama denganku.

Aku juga tidak pernah berpikir bakal jadi local heroes. Menurutku, aku ini bukan siapa-siapa. Cuma seorang komika amatir yang sekarang mungkin sedang mendapat sorotan di skena Stand-Up Comedy Jawa Timur. Aku juga tidak ambil pusing semisal ada yang tidak tahu aku siapa, tidak tahu ternyata di Madiun ada komunitas standup, dll. Tugasku sekarang hanya terus mengenalkan kepada masyarakat Madiun bahwa komunitas Standupindo Madiun itu ada, dan akan terus berusaha menghibur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA JANGAN-JANGAN...

NRIMO ING PANDUM ALA THE JEBLOGS

Pencapaian Tahun Kemarin