Beberapa Hal di Menjadi Dewasa Madiun
Menjadi Dewasa adalah
special show atau peruntjukkan stand-up comedy spesial dari mas Nopek yang kita
semua tahu berasal dari Madiun. Menjadi Dewasa kali ini juga sama seperti tur
sebelumnya, cuma kota singgahnya lebih sedikit, yaitu sepuluh kota saja.
Menjadi Dewasa kali ini juga singgah di Madiun dan diadakan pada hari Minggu
kemarin, 12 November 2023. Aku di Menjadi Dewasa Madiun kali ini bertugas
sebagai penanggungjawab acara dan juga sebagai local opener. Ada beberapa hal
yang ingin aku sampaikan terkait pertunjukkan ini.
Pertama, sebagai
penanggungjawab acara. Aku cuma mau minta maaf atas kejadian yang kurang
mengenakkan terkait pertunjukkan kemarin. Sempat kecolongan mengenai parkir
yang membuat tetangga venue merasa terganggu. Jadi, ada salah satu penonton
yang luput dari pengawasan tukang parkir dan parkir di depan toko atau di depan
rumah orang lain. Si pemilik rumah ini marah-marah di depan venue dan harus aku
tenangkan karena emosinya meledak-ledak. Bahkan dia sampai mendobrak pintu dua
kali. Dia sudah berbicara dengan nada tinggi dan bahasa yang kasar. Tidak
mungkin dalam situasi tersebut berusaha menjadi api juga.
Permasalahannya adalah
dalam situasi tersebut ada kebingungan. Bingung antara harus rela pertunjukkannya
terganggu sementara atau si orang tersebut api kemarahannya tidak kunjung
padam. Aku dan beberapa orang sudah bilang kalau bakal ada orang yang akan
melakukan gimmick masuk ke panggung dan orang itu sudah diberi tahu tentang
plat nomor dan apa mobilnya juga. Tapi, si pemilik rumah ini tidak terima
karena terlalu lama. Maka, langkah yang harus diambil adalah dengan menyuruh
salah satu bagian dari panitia masuk dan menyampaikan hal tersebut ke mas
Nopek. Sudah pasti mengganggu. Akhirnya masalahnya bisa diselesaikan dengan apik.
Memang ini di luar
perkiraanku. Karena memang area parkir sudah penuh, tapi di luar atau di
pinggir jalan ada tukang parkir juga dan tukang parkirnya bahkan tidak tahu
kalau ada yang sedang parkir di depan toko tersebut. Tukang parkir di depan
venue mengatakan bahwa hal tersebut hasil dari kelalaian dia juga dalam
mengawasi area parkir di luar.
Aku merasa tidak enak
dengan hal ini karena ada salah satu teman dari Adam Jaya, mas Ganjar, yang
beradu mulut dengan si pemilik rumah itu. Tidak enak karena mereka yang
bersitegang. Tidak enak dengan mas Nopek yang sedang pentas. Tidak enak dengan
mas Ubed selaku penanggungjawab kesulurahan tur. Tidak enak dengan mas Yahya
selaku penanggungjawab Adam Jaya yang berada di lokasi.
Kedua, sebagai local
opener. Aku merasa bahwa ini adalah show standup dengan penonton terbanyak
selama aku jadi opener. Selama aku standup di Madiun, penonton paling banyak
yang tak hibur paling 70-an orang. Menyentuh angka 100 saja tidak pernah.
Kemarin, 370 penonton, bisa tertawa karena jokes-ku, luar biasa rasanya.
Selama aku standup di
Madiun, memang bener-bener tidak pernah menghibur penonton sebanyak itu.
Mungkin banyak teman-teman komika yang tidak percaya, tapi memang kenyataannya
seperti itu.
Awal pertama aku menjadi
opener tur standup itu di tahun 2015, dengan penonton ya kurang lebih 70-an
orang. Tahun 2016, SUCROS 3, kapasitas gedung 400 orang tapi yang nonton juga
70-an orang saja. Tahun 2017, membuat show sendiri bertajuk Show-go Pecel yang
jumlah penontonnya 60-an orang. Tahun 2019, SUN 2 Standupindo Madiun, Satria
Tawa, mengundang bang Aly Akbar dan mas Karjo, penontonnya sekitar 70-an orang
saja. Tahun 2022, membuat lomba internal, Satruday Finale Season 1, penotonnya
35 orang. Masih di tahun 2022, menjadi opener Bob and Jerry, jumlah penontonnya
50 orang.
Aku tidak berbohong
soal jumlah penonton. Meski pun dulu di awal Standupindo Madiun sempat berjaya,
bisa mendatangkan ratusan penonton bermodalkan promo di Twitter, sekarang sudah
tidak seperti dulu lagi. Makanya, kemarin, saat kedatangan mas Nopek,
benar-benar membuatku terharu. Sudah lama tidak menyaksikan penonton sebanyak
itu untuk show yang di-handle oleh komunitasku sendiri. Terima kasih banyak
untuk mas Nopek dan Adam Jaya yang sudah memilih Madiun menjadi salah satu
destinasi turnya.
Ketiga, sebagai anggota
komunitas Standupindo Madiun. Sebagai anggota, aku merasa memang orang-orang di
Madiun masih belum sadar atau tahu kalau di Madiun ada komunitas Stand-Up
Comedy. Mungkin kalau dijelaskan, aku kecewa. Karena selama ini komunitas
selalu membuat show, sayangnya memang yang datang adalah orang-orang yang
memang suka menonton standup.
Penurunan jumlah
penonton standup di Madiun sudah terasa sebenarnya dari 2015 atau 2016, aku
lupa. Saat itu jumlah penonton memang berkurang drastis yang entah kenapa bisa
begitu. Apa pun yang terjadi, kami, komunitas Standupindo Madiun, tetap memilih
untuk melanjutkan jalannya komunitas ini. Membuat rangkaian show dan segala
macamnya dengan beberapa orang tersisa di komunitas.
Aneh karena penonton
membludak bukan karena komunitasku yang membuat show, melainkan siapa yang akan
atau sedang standup. Seperti di tahun 2018, mas Dodit Mulyanto, melakukan tur
standup-nya di Madiun, jumlah penontonnya 400. Mas Nopek, tahun 2022 dan 2023
ini tur standup-nya singgah di Madiun juga sama, penontonnya 300-an orang.
Maksudku, apa memang orang Madiun sekarang yang memilih siapa yang standup?
Kalau memang begitu, memang sulit sekali bagi anak komunitas untuk berkembang
karena bingung ketika mau buat show apakah ada yang akan datang atau tidak.
Sisi baiknya, mungkin
memang karena kemampuan dari komika-komika yang ada di komunitas Standupindo
Madiun ini perlu diasah kembali. Mungkin itu yang menjadi alasan para penonton
enggan menyaksikan komika yang kurang matang. Aku cuma bisa berharap, jika
benar begitu, sekarang aku dan teman-teman komunitasku sedang berusaha untuk
mengembangkan diri masing-masing. Kami akan mencoba terus mematangkan potensi
yang kami punya, hingga waktu yang dirasa tepat untuk kembali membuat show di
Madiun dengan penampil full local comic.
Komentar
Posting Komentar